Sumbawa Barat. 08 – 08 – 2023
Wartawan. Bg
PT. MEDIA JURNALIS NTB
Alkisah ada seorang petani miskin yang tinggal di sebuah desa Desa Tongo Kec Sekongkang Kab Sumbawa Barat
Amajid alas Jan atau yang lebih dikenal dengan nama Amajid (53), laki-laki paruh baya ini. salah satu pengrajin gula aren saat dikunjungi sala seorang media ,
Sabtu ( 0 2 / sep / 2023 ) kemarin, berkenan menerima kedatangan kami untuk melihat langsung proses produksi gula aren tersebut. Mulai dari pergi menyadep hingga jadi gula aren. Untuk sampai ke lokasi produksi
mudah dijangkau, yang berada di samping pemukiman Desa Tongo Kec Sekongkang .
kami menempuh jarak kurang lebih tiga kilometer dari rumah Amajid
Setiba di lokasi disambut dengan bangunan berupa rumah gubuk sentra industri gula merah yang terbuat dari Dinding Bambu berukuran 2×3 meter.
Pertama-tama, sebelum mengambil air dari pohon aren (enau) selama dua hari atau bahkan sampai empat hari dilakukan proses pemukulan. Setelah dipukul, dilanjutkan dengan dipotong lengan bunga aren, didiamkan minimal selama dua hari. Hal itu Amajid lakukan untuk melihat apakah air pohon aren (enau) itu banyak atau tidak,” ceritanya
Untuk pengambilan air aren dua kali hari dengan cara menggunakan jerigen atau bisa juga menggunakan wadah yang terbuat dari bambu,Amajid biasanya berangkat sekitar pukul delapan pagi dan sore hari sekitar jam empat sore untuk mengambil air aren (nyadep).
Usai mengambil air aren, dilakukan proses penyaringan dengan menggunakan alat penyaring dan kadang menggunakan kain. Proses terakhir pemasakan dilakukan dalam wajan yang besar dengan menggunakan tungku tanah dan kayu bakar. Selama proses pemasakan adonan ,Amajid laki-laki paruh baya ini dengan semangat tidak perna kenal lelah mengaduk air dari pohon aren untuk dibuat gula merah dan Membutuhkan waktu sehari semalam atau 24 jam mengaduk air aren hingga kental sampai berwarna kecoklatan.Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalamnya.
Setelah Amajid masak di wajan besar setelah waktunya kemudian dimasukan ke dalam cetakan sehingga jadilah gula aren atau gula batok yang manis,” terangnya.
“Amajid nyadep setiap dua hari sekali hanya satu pohon aren dengan menghasilkan 10 liter perhari dan diolah menjadi gula aren mendapatkan 15 bongkah gula aren dengan varian harga antara 25 sampai 35 ribu sehingga menghasilkan kisaran 200-250 ribu per dua hari ”
Aren menjadi salah satu komoditas perkebunan yang banyak manfaatnya. Selain sebagai konservasi hutan, aren juga dimanfaatkan petani untuk disadap niranya untuk diolah menjadi gula aren yang menyehatkan.ujarnya, ” 03 sep- 2023
Solihin Anak dari Amajid menambakan ke media.
Bagi Saudara atau keluarga yang ingin berwisata ke Kab Sumbawa Barat , tak ada salahnya mengunjungi wisata Desa Tongo Kec Sekongkang dengan potensi alam yang dimiliki. Seperti diketahui gula aren Desa Tongo merupakan salah satu produk hasil perkebunan masyarakat,salah satu warga Desa Tongo Mengola masih dengan cara tradisional sehingga menghasilkan pemanis alami dan pemekatan nira aren ,Selain gula aren air nira juga bisa di olah menjadi cuka anau, tuak enau, atau lahang atau minuman seperti sirup dan saripati air.” ujar Sholihin
Lanjut Amajid
Menanam pohon aren di lahan tanah yang luas adalah pekerjaan,termasuk bagian dari pekerjaan pertanian yang juga dinilai sebagai pekerjaan telah mampu memberi manfaat kepada banyak orang. Tapi mari kita tengok sedikit, masalah tanah pertanian sampai hari ini masih menjadi problem terbesar bagi Amajid . dengan cerita tanah Amajid di lokasi Tiu jukung desa Tongo kec Sekongkang , malah sengaja dirampas di sertifikatkan nya oleh Saifullah ,ini menjadi persoalan bagi Amajid sebagai warga ,Safiolah telah di tutup mata hatinya dengan mengejar harga pembebasan lahan dari PT AMNT Kab Sumbawa barat ,semoga pembangunan dan stabilitas harga pertanian agar berpihak kepada petani.
Amajid hanya berdoa dan menegaskan bahwa Islam tegas melarang perbuatan tersebut, dan ada ganjaran serius bagi pelakunya. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan dari Said bin Zaid bin Amr bin Nufail RA. Dia berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
Siapa yang merampas tanah orang lain dengan cara zalim, walaupun hanya sejengkal, maka Allah акап mengalunginya kelak di Hari Kiamat dengan tujuh lapis bumi.” (HR Muslim, dikutip dari terjemah Shahih Muslim)
Red. Investigasintb.com