Investigasintb.com – Lombok Tengah. Sebanyak 8 PMI asal NTB berhasil dipulangkan dari Suriah. Mereka tiba di Bandara Lombok, Minggu (15/12/2024) pukul 15.45 WITA.
Delapan WNI tersebut didominasi dari Kabupaten Sumbawa sebanyak 4 orang yaitu Ely Lestari, Sri Mulyanti, Emi Gustiani, dan Hawiyah Muhamad. Sisanya berasal dari Ita Fitriani dari Dompu, Imran BT Salahuddin Mansur dari Bima, Lombok Tengah yaitu Kartini Galis Tirah dan Hulsin Amaq Harisin Musim dari Lombok Timur.
Berdasarkan Pantauan Media kedatangan para PMI disambut langsung oleh BP3MI NTB, Disnakertrans NTB, Penghubung dan sebagian keluarga dari para WNI.
Mereka tampak sangat bahagia bisa tiba di tanah air setelah rasa cemas dan ketakutan menghantui oleh ledakan bom dan tembakan bersenjata akibat konflik di Suriah.
Selanjutnya mereka kemudian diantar oleh Disnakertrans NTB untuk dipulangkan menuju ke daerah asal masing-masing.
Kasi Perluasan Kerja mewakili Kepala Disnakertrans Provinsi NTB, Anang Yusran, mengatakan, delapan WNI tersebut masuk pemulangan tahap pertama.
Selanjutnya pemulangan tahap kedua direncanakan tiba besok 16 Desember di Bandara Lombok sebanyak 2 orang WNI. Mereka adalah Sanima BT Abdul Aziz Sudirman dan Ustika Wati Mastiah, sama-sama berasal dari Kabupaten Sumbawa Barat.
“Posisinya mereka semua memang stand by di Jakarta sebanyak 10 orang. Untuk hari ini 8 orang dan besok 2 orang. Sekarang kita sedang melakukan pendataan ulang. Sore ini kita pulangkan yang Kabupaten Sumbawa dulu baru, besok pagi yang kabupaten Bima,Dompu dan Sumbawa Barat,” jelas Adi Hidayat beserta Ainuddin Fahri.
Fahri mengatakan, mereka dipulangkan karena berdasarkan informasi dari kemenlu bahwa di KBRI Damaskus statusnya siaga satu. Hal ini karena adanya konflik di negara Suriah.
Situasinya sudah sangat tidak memungkinkan bagi warga NTB untuk melanjutkan bekerja maupun beraktivitas sehingga harus dipulangkan oleh pemerintah untuk dievakuasi.
Disamping itu Adi Hidayat mengungkapkan, biaya pemulangan sepenuhnya ditanggung Pemprov NTB dalam hal ini menggunakan dana belanja tidak terduga (BTT).
“Mereka akan dipulangkan sampai ke daerah asal masing-masing. Ketika tiba disini (Bandara Lombok) kita lakukan interview terkait keberadaan mereka di negara Suriah seperti apa karena memang negara Suriah ini bukan negara penempatan,” jelas Adi.
Disnakertrans NTB sudah mempertanyakan apakah PMI asal NTB ini tibanya di Suriah menggunakan jalur prosedural atau unprosedural.
Mereka memang awalnya ditempatkan di Abu Dhabi Uni Emirat Arab. Namun karena berbagai hal akhirnya dilempar ke Suriah oleh agensi mereka.
“Kalau dari sisi aturan itu memang melanggar karena Suriah bukan negara penempatan. Nanti akan diinterview lagi oleh tim teknis berangkatnya melalui perusahaan apa akan kita dalami lagi,” pungkasnya.