Masjid Kapal Pesiar di Pegunungan Mojokerto yang Bikin Betah Beribadah Enggran Eko Budianto – detikJatim Sabtu, 09 Apr 2022 09:48 WIB

(Investigasintb) Masjid kapal persiar Ar Rahman/(Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto – Masjid Ar Rahman di Desa Kembangbelor, Pacet, Mojokerto berbeda dengan masjid pada umumnya. Sebab, bentuknya menyerupai kapal pesiar. Lokasinya yang berada di pegunungan membuat siapa saja betah beribadah khusyuk di masjid ini.

Terletak di halaman Vila Durian Doa Yatim Sejahtera, Dusun Belor, Desa Kembangbelor, Masjid Ar Rahman dibangun setinggi 5 lantai. Pembangunan masjid berlangsung mulai 2016 hingga 2021. Lantai pertama layaknya lambung kapal berada di bawah tanah berfungsi sebagai asrama putri. Ya, Vila Durian Doa Yatim Sejahtera memang mengasuh anak yatim, piatu, dan duafa.

Lantai kedua yang berbentuk dek kapal dikhususkan untuk tempat ibadah. Aulanya menempati lantai tiga, sedangkan lantai 4 dan 5 untuk penginapan dan tempat bersantai para tamu panti asuhan. Tempat wudu dan toilet berada di bawah tanah sisi kiri Masjid Ar Rahman.

“Masjid ini desainnya kapal pesiar. Harapannya menjadi bahtera penyelamat persoalan sosial, karena penghuninya di sini beragam penyandang masalah sosial yang tidak hanya muslim,” kata Ketua Vila Durian Doa Yatim Sejahtera, Muhammad Mukhidin (42) kepada detikJatim di lokasi, Sabtu (9/4/2022).

Masjid seluas 45 x 25 meter persegi ini benar-benar mirip sebuah kapal pesiar. Sekeliling pagarnya dihiasi pelampung asli. Interior lantai dua didesain mirip bagian dalam sebuah kapal. Kanan kiri dindingnya banyak jendela lebar sehingga masjid ini terang di siang hari.

Interior Masjid Ar Rahman berbentuk kapal pesiar di Mojokerto/ (Foto: Enngran Eko Budianto_ Foto: Enggran Eko Budianto
Baca juga:
Masjid Tiban di Probolinggo yang Konon Tiba-tiba Ada
Yang menarik adalah tempat imam salat dan mimbar khatib yang didesain layaknya ruang kemudi kapal. Terdapat setir kapal asli, kompas berdiri, beberapa kompas kecil, monitor kemudi, jangkar, derek jangkar, hingga lukisan lautan pada dindingnya.

“Kompas kami dapatkan dari Medan, derek jangkar dan jangkarnya dari Banyuwangi, kompas berdiri dari Demak, pelampung dari Banyuwangi dan Tanjung Perak. Semuanya bagian kapal asli,” ungkap Mukhidin.

Pembangunan masjid berbentuk kapal pesiar, tambah Mukhidin, merupakan ide mendiang Gus Amirul Mukminin dari Pondok Pesantren Sumber Pendidikan Mental Agama Allah di Lamongan. Sosok inilah yang juga memotivasi dirinya mendirikan Vila Durian Doa Yatim Sejahtera.

“Semoga bisa mewarnai bahwa masjid dalamnya bisa ramai. Sehingga orang tidak enggan. Bagi teman-teman yang baru memulai, bisa maksimal ibadahnya, kalau ke sini sama dengan rekreasi,” tandasnya.